Orang Muda Katolik (OMK) di Vietnam utara telah dipanggil untuk menghidupi dan menunjukkan iman mereka dalam konteks budaya Vietnam.
Lebih dari 15.000 OMK dari 11 keuskupan menghadiri Temu Orang Muda Katolik Utara ke-18, yang diselenggarakan oleh Keuskupan Hung Hoa di Tempat Doa Nasional Hung di Provinsi Phu Tho pada 25-26 November. Mereka bergabung dengan OMK dari lima keuskupan di Selatan negara itu.
Uskup Agung Hanoi, Mgr. Joseph Vu Van Thien mengatakan kembali ke tanah leluhur mereka di Tempat Doa Raja-raja Hung, mereka memiliki kewajiban untuk menghidupi dan mempersembahkan iman Katolik mereka dan bersama membangun bangsa.
Uskup Agung Thien mengatakan evangelisasi tidak hanya tentang menerima anggota baru, tetapi juga tentang menunjukkan citra Gereja yang positif, hidup, dan sukacita, yang mendorong orang lain tertarik pada ajarannya.
Wakil ketua Konferensi Waligereja Vietnam itu mengatakan Hung Hoa, yang merupakan keuskupan terbesar di negara itu terkait wilayah, sangat membutuhkan evangelisasi sehingga OMK harus pergi dan bertemu dengan pengikut agama lain dan menceritakan kisah Yesus kepada mereka. Keuskupan yang meliputi sembilan provinsi dan sebagian Hanoi melayani 31 kelompok etnis.
Turut hadir dalam pertemuan “Pergi ke pinggiran” adalah Uskup Agung Marek Zalewski yang berbasis di Singapura, perwakilan Takhta Suci untuk Vietnam non-residen, belasan uskup dan ratusan imam.
Pastor Joseph Nguyen Ngoc Ngoan, yang mulai melayani komunitas Katolik di Provinsi Dien Bien sejak 2016, mengatakan beberapa paroki berjarak 600 kilometer dari rumahnya. Provinsi ini adalah rumah bagi 19 kelompok etnis.
Dia mengatakan Gereja lokal tidak berusaha menarik pengikut sebanyak mungkin, tetapi menanamkan semangat Injil kepada masyarakat lokal dan realitas hidup mereka.
Thomas Tran Van Nam dari Keuskupan Bui Chu mengatakan dia sangat mengagumi dan menghormati para imam dan religius yang menanggung kesulitan yang mengerikan untuk membawa nilai-nilai Kristiani kepada orang-orang di daerah terpencil Keuskupan Hung Hoa.
“Saya akan berdoa dengan sungguh-sungguh untuk wilayah penginjilan dan bekerja di sana setelah lulus kuliah,” kata siswa berusia 18 tahun yang menghadiri pertemuan semacam itu untuk pertama kalinya.
Mary Dang Thi Vui, 21, dari Provinsi Yen Bai mengatakan tidak semua orang dapat bekerja dengan orang-orang di daerah terpencil, tetapi mereka harus meningkatkan kehidupan iman mereka dan hidup harmonis dengan orang-orang di sekitar mereka.
“Saya akan membatasi diri untuk berselancar di media sosial dan menghabiskan lebih banyak waktu berdoa untuk pekerjaan evangelisasi, merawat anggota keluarga saya dan menawarkan katekismus kepada anak-anak di paroki saya,” kata Vui.
Selama pertemuan dua hari itu, para peserta menyaksikan sejarah perkembangan keuskupan setempat, mendengarkan ceramah tentang sinodalitas, menghormati salib, mengaku dosa, menghadiri Misa, dan menampilkan pertunjukan budaya dari daerah mereka masing-masing.
Pertemuan ke-18 itu dibatalkan dua kali tahun 2020 dan 2021 akibat pandemi Covid-19.
Sekitar 11 keuskupan utara bergiliran mengadakan pertemuan tahunan, yang diprakarsai oleh mendiang Uskup Thai Binh, Mgr. Fransiskus Xaverius Nguyen Van Sang tahun 2002.
Pertemuan berikutnya akan diselenggarakan oleh Keuskupan Bac Ninh.
Sumber: Vietnam Catholic youth urged to go to the periphery