Dalam surat gembala Paskah, John Kardinal Tong, uskup Hong Kong, memuji upaya evangelisasi di Hong Kong dan Cina daratan (Tiongkok).
Kardinal Tong menyatakan kegembiraannya dengan jumlah katekumen serta katekis yang meningkat di keuskupannya. Sebanyak 3.600 orang dewasa menerima sakramen-sakramen Inisiasi pada Malam Paskah.
“Umat Katolik lainnya dengan senang hati mengajar pendidikan – ajaran Katolik, kitab suci dan teologi sehingga mereka dapat berpartisipasi dalam misi Gereja dengan menjadi katekis relawan,” kata kardinal.
Prelatus itu mencontohkan bahwa mereka di Hong Kong sangat diberkati karena hidup dalam masyarakat yang bebas.
“Kami memiliki beberapa lembaga dan media komunikasi yang dapat memelihara iman kami, memperdalam iman kami dan dari mana kami dapat belajar metode untuk menyebarkan Injil,” katanya.
Dalam pesannya, kardinal mencontohkan dua cerita inspiratif tentang evangelisasi yang ia menemukan di Tiongkok. Selama sekitar 30 tahun sejak Tiongkok dibuka kembali, Kardinal Tong mengunjungi Cina daratan itu lebih dari 100 kali.
Kisah pertama yang dibagikan prelatus itu tentang pelayanan seorang imam muda di Tiongkok bagian utara. Dia bukanlah seorang pembicara hebat, juga bukan seorang yang cerdas dalam studinya di seminari.
Melihat semangat misinya, rektornya menyetujui bahwa ia ditahbiskan menjadi imam; ia dikirim ke pedesaan untuk pelayanan pastoral. Karena imam muda itu menyadari keterbatasannya, maka ia bergantung pada umatnya untuk menyebarkan Injil.
Ia membagi mereka menjadi dua kelompok – satu kelompok yang baru dibaptis menjadi Katolik mengajak teman-teman dan tetangganya yang non-Katolik untuk menjadi katekumen di gereja, sementara yang lain mengajar agama Katolik kepada katekumen.
“Sementara umat Katolik mengajarkan agama Katolik, imam itu tinggal di sebuah kapel kecil, sambil berdoa hingga jam pelajaran agama selesai. Hasilnya, setiap tahun ia bisa menerima baptisan baru lebih dari 1.000 orang!”
Kisah kedua, kardinal mencontohkan pelayanan di Tiongkok bagian barat dan melibatkan kaum awam dalam kegiatan misionaris.
“Dia tidak membawa uang atau makanan. Di satu sisi, ia memberitakan Injil, dan di sisi lain, ia mengemis makanan. Pada malam hari ia tidur di depan pintu rumah-rumah warga. Semangatnya untuk memberitakan Injil membuahkan hasil, ia mengkonversi lebih dari 1.000 orang dan memperkenalkan mereka kepada Gereja,” kata kardinal itu.
Prestasi misinya dikenal, ketika ia pergi ke kota dan mengundang seorang imam untuk melayani sakramen karena ”orang-orang Katolik baru itu ingin menerima Sakramen Permandian dan sakramen-sakramen lainnya”.
Sumber: ucanews.com