Para Uskup Thailand berkumpul bersama umat mereka di Bangkok dari 14-18 Juli dalam rangka konferensi dua tahunan untuk merefleksikan pelayanan mereka dan cara berbagi Injil di komunitas lokal mereka.
“Marilah kita semua, termasuk para uskup dan imam, yang telah ‘dibaptis’ mengikuti jalan Kristus dan diterangi oleh seruan apostolik Evangelii Gaudium agar berani memberikan kesaksian,” kata Uskup Agung Francis Xavier Kriengsak Kovithavanij dari Bangkok selama konferensi bertajuk ‘Pengalaman dan Bertukar Cara Evangelisasi’.
Dia menambahkan, “Marilah kita dengan diinspirasi dan mengikuti jejak ajaran Paus Fransiskus ‘dengan menjangkau orang pinggiran.”
Konferensi itu mengumpulkan para uskup dan uskup emeritus, imam, religius, dan umat Keuskupan Agung Bangkok dan lima keuskupan sufragan – Chanthaburi, Chiang Mai, Nakhon Sawan, Ratchaburi, dan Surat Thani.
“Konferensi ini adalah penting untuk menyegarkan kami para imam sehingga kami dapat memahami realitas saat melakukan evangelisasi, memperluas pendekatan kami, dan memperbarui pengetahuan kami,” kata Pastor Somkait Trinikorn, seorang profesor Kitab Suci di Seminari Tinggi Lux Mundi Thailand.
Dia menjelaskan konferensi itu sebagai “sebuah kesempatan dimana kita dapat bertukar metode, belajar cara-cara baru untuk mewartakan Kristus di keuskupan kita masing-masing pada zaman modern.”
Para uskup berpartisipasi bersama tiga uskup emeritus, memberikan dorongan secara khusus kepada para imam yang hadir dengan berbagi kekayaan pengalaman pastoral mereka.
“Acara ini membahas tentang pertukaran pengalaman pastoral dari tingkat keuskupan hingga akar rumput di paroki,” kata Pastor Trinikorn.
Imam itu merefleksikan secara khusus tentang pentingnya dialog antaragama dalam masyarakat Thailand yang majemuk, dimana Katolik adalah agama minoritas.
Sekitar 93 persen dari penduduk Thailand beragama Buddha dan 5 persen adalah Muslim; Kristen, yang kebanyakan beragama Katolik, kurang dari 1 persen.
Namun, umat Katolik di Thailand memberikan kontribusi yang signifikan untuk kepentingan umum di negara yang memiliki lebih dari 66 juta jiwa itu, dengan menyediakan jasa di bidang pendidikan, kehidupan sosial, kesehatan, dan promosi hak asasi manusia dan martabat manusia.
Pastor Trinikorn juga mencatat bahwa seminar itu membahas potensi media sosial dalam evangelisasi.
“Kami para imam mengakui kebutuhan dan kekuatan media dan internet untuk memberitakan Sabda Tuhan.”
Dia menyimpulkan bahwa pertemuan dua tahunan itu adalah kesempatan yang baik bagi para uskup dan imam dari seluruh negeri itu, “memperkaya imamat kami dan persahabatan di antara keuskupan kami … agar kita tumbuh bersama dalam misi dan melayani Gereja.”
Sumber: UCA News