Sebanyak 30 imam, religius dan umat awam Katolik saat ini sedang berpartisipasi dalam kursus evangelisasi delapan minggu di Belgia yang diselenggarakan oleh Ferdinand Verbiest Institute.
Diajarkan dalam bahasa Mandarin, kursus musim panas itu diberikan beasiswa kepada para calon dari Tiongkok dengan tujuan mendorong mereka untuk belajar di bidang yang berkaitan langsung dengan evangelisasi.
“Metode pewartaan dan evangelisasi di Tiongkok perlu diperbarui,” kata Pastor Jeroom Heyndrickx, direktur Ferdinand Verbiest Institute di KU Leuven.
“Apalagi etika sosial di Tiongkok – sama seperti di tempat lain – adalah bidang di mana Gereja harus berkontribusi untuk memenuhi berbagai masalah masyarakat modern,” kata Pastor Heyndrickx.
Program ini mencakup kursus katekese pastoral, etika sosial, konseling pastoral, spiritualitas dari Timur dan Barat.
“Sejumlah alumni Verbiest Institute kembali ke Tiongkok setelah kursus dan sekarang mengajar topik ini di keuskupan mereka masing-masing dan pusat-pusat pastoral lokal di mana mereka mengatur sesi formasi bagi para imam, religius, dan umat awam Katolik,” tambahnya.
Peserta kursus disambut oleh Pastor Jan Reynebeau CICM di Scheut, Brussels dan Pastor Jeroom J. Heyndrickx CICM, direktur Ferdinand Verbiest Institute.
Ziarah
Para peserta kursus musim panas disambut oleh Pastor Jan Reynebeau, provinsial CICM di Scheut, Brussels pada 22 Juli.
Sebagai bagian dari hari pertama mereka, mereka dibawa berziarah ke makam Theofiel Verbist, pendiri CICM.
Mereka juga memperingati 679 misionaris CICM yang menginjili di Tiongkok utara; 250 dari mereka dimakamkan di Jehol, Inner Mongolia, Gansu, Xinjiang, Ningxia dan Datong.
Para peserta kursus juga mengunjungi galeri foto institute itu, yang memiliki gambar lebih dari 3.700 misionaris CICM yang menginjili di seluruh dunia.
Peserta kursus melakukan ziarah ke makam Theofiel Verbist, pendiri CICM.
Didedikasikan untuk dialog
Kursus musim panas berakhir dengan forum dua hari tentang “Agama dan Peran UU” yang akan menjadi awal dari program pertukaran yang sedang berlangsung antara Verbiest Institute KU Leuven dan Pu Shi Institute di Beijing.
Sebuah forum yang lebih besar dengan pembicara dari Tiongkok dan universitas Eropa direncanakan diadakan tahun 2017.
Ferdinand Verbiest Institute memilih nama Ferdinand Verbiest (1623-1688), seorang astronom Yesuit yang menghabiskan hidupnya di penjara Tiongkok selama Dinasti Qing. Lembaga ini didedikasikan untuk dialog antara Eropa dan Tiongkok.
Sumber: ucanews.com