Uskup Agung William Goh dari Singapura mengatakan bahwa Gereja akan berfokus pada keluarga untuk mengatasi tantangan sekularisasi.
“Perjalanan iman dalam keluarga yang menentukan bagi masa depan Gereja,” kata Uskup Agung Goh.
Dalam sebuah wawancara baru-baru ini dengan Fides, prelatus itu menjelaskan berbagai inisiatif Gereja Katolik Singapura untuk persiapan menjelang Sinode tentang Keluarga yang akan diselenggarakan di Vatikan pada Oktober.
“Singapura adalah sebuah negara post-modern dan industri, dimana sekularisasi sangat terasa. Namun, harus diakui bahwa kita berada di sebuah negara Asia, dan Asia adalah orang-orang spiritual. Saat ini, prioritas kami adalah memperbaharui iman, membangun Gereja berdasarkan Injil dan teladan para misionaris; memberikan dorongan baru untuk evangelisasi; memperkuat para klerus dan fokus pada pembentukan kaum awam,” katanya.
Uskup Agung Goh mengatakan bahwa tantangan sekularisasi menyentuh umat beriman dari semua agama dalam masyarakat Singapura. Oleh karena itu, “kami telah memutuskan untuk berpusat pada keluarga,” katanya.
Uskup agung itu mengatakan bahwa komisi khusus telah dibentuk untuk kaum awam untuk terlibat dalam kehidupan pastoral.
Dia menjelaskan komisi ini bertujuan agar Gereja menjadi lebih terbuka untuk berdialog dengan masyarakat.
“Dalam proses ini, adalah penting untuk memberikan penekanan pada keluarga. Di keuskupan ada realitas yang berbeda dari gerakan dan asosiasi yang didedikasikan untuk cinta keluarga. Kami telah menyelaraskan kegiatan pastoral dan evangelisasi.”
“Perhatian khusus harus diberikan kepada orang-orang muda, terutama di sekolah-sekolah, kampus, karena dari sana jalan untuk membentuk kepemimpinan yang baik demi masa depan Gereja, dan umat beriman,” tambah Uskup Agung Goh.
Sumber: ucanews.com