Pesta pelindung paroki di Keuskupan Thailand bagian timur laut menyatukan umat melalui Misa, doa, prosesi dan pertandingan futsal.
Usai Misa, setiap komunitas di Keuskupan Nakhon Ratchasima bersama-sama makan siang dan pertandingan futsal.
Pertandingan futsal melibatkan tim-tim dari uskup, imam, seminaris, umat awam serta umat dari komunitas agama lain.
Para penonton ingin menyaksikan tim klerus di mana Uskup Joseph Sirisut Nakhon Ratchasima ikut berpartisipasi dalam pertandingan itu.
Olahraga atau latihan apapun adalah penting, selain untuk kesehatan pikiran, tubuh, dan jiwa, juga sebagai sarana evangelisasi dan dialog, kata Uskup Sirisut.
“Kami harus merangkul umat paroki kami. Mereka akan merasa senang melihat imam dan uskup mereka bermain. Meskipun usia kami sudah lanjut, kami ingin menghibur umat kami,” kata Pastor Alessandro Klahan, rektor Seminari Menengah Santgo Paulus di Nakhon Ratchasima.
“Olahraga tidak berhubungan dengan agama, tetapi dapat menjadi sarana evangelisasi sederhana untuk mempromosikan nilai-nilai Injil dan moral,” kata Pastor Klahan, seraya menekankan peran olahraga dalam membangun “jembatan persahabatan” di antara masyarakat dan umat, serta membangun dialog antaragama.
Berbagi cinta dalam bidang olahraga mendorong orang muda dan teman-teman mereka untuk berkomitmen pada masalah sosial sebagai kerasulan Gereja, kata Pastor Klahan.
“Kita juga harus menjadi pewarta nilai-nilai Injil sehingga komunikasi non-verbal kita bisa menjadi homili non-verbal,” kata Pastor Klahan.
“Kerasulan melalui bermain futsal bersama” adalah cara yang efektif bagi umat Katolik di Thailand untuk terlibat dalam evangelisasi.
Populasi Katolik Thailand kurang dari 1 persen dan di Keuskupan Nakhon Ratchasima, mereka hanya 0,1 persen dari populasi. Sebanyak 95 persen penduduk Thailand beragama Buddha dan sisa lainnya adalah Muslim.
Sumber: UCA News