Quantcast
Channel: evangelisasi – UCAN Indonesia
Viewing all articles
Browse latest Browse all 64

Jalan tol di Tiongkok bantu evangelisasi tapi menambah beban

$
0
0

 

Ketika Tiongkok merencanakan kebijakan baru yang akan memungkinkan untuk jalan tol bertahan lama, keuskupan-keuskupan di seluruh negeri itu telah bergabung dengan masyarakat umum memprotes skema yang mereka sebut melumpuhkan finansial.

Tiongkok memiliki jaringan jalan raya yang paling luas di dunia, sistem yang telah menjadi keuntungan bagi karya pastoral. Tapi pekerja Gereja mengatakan rencana baru untuk mengubah peraturan jalan dengan izin operator untuk biaya tol selama puluhan tahun lagi akan  sulit bagi mereka menjalankan pelayanan pastoral.

Joseph Lu, seorang tokoh awam Katolik, mengatakan kepada ucanews.com bahwa pembangunan jaringan jalan raya dalam dekade terakhir telah “secara signifikan meningkatkan efisiensi pelayanan pastoral, evangelisasi serta urusan administrasi Gereja.”

“Sekarang kurang dari dua jam mengemudi menuju setiap paroki di keuskupan saya di Provinsi Jiangsu,” katanya.

“Ketika tidak ada jalan raya dan keuskupan kami tidak punya kendaraan sendiri, kami harus mempersiapkan satu hari sebelumnya  kunjungan ke paroki-paroki atau kegiatan Gereja. Dua hari dihabiskan untuk perjalanan dan itu membuang-buang waktu dan energi,” kenangnya.

Sampai dengan akhir 2014, Tiongkok memiliki jaringan jalan raya terbesar di dunia dengan 112.000 kilometer, menurut Kementerian Perhubungan.

Bulan lalu, departemen itu merilis sebuah rancangan  mengubah kebijakan tersebut akan menghapus batas waktu melalui “Peraturan Administrasi Bina Marga Tol.”

Lu adalah salah satu yang tidak setuju dengan prinsip “pembayaran”. ”Pemerintah bertanggung jawab untuk menanggung biaya infrastruktur,” tegasnya.

“Jalan ini telah mengumpulkan pajak dari rakyat sehingga harus menggunakan uang rakyat. Pemerintah harus bertanggung jawab. Jika tidak, mereka tidak berbeda dengan bandit kuno yang memaksa rakyat membayar  jalan tol yang mereka lewati,” kata Lu.

Pekerja Gereja lain dari Wanzhou, yang mengidentifikasi dirinya sebagai Peter memperkirakan bahwa keuskupannya menghabiskan 20.000 yuan (3.220 dolar AS) untuk biaya tol setiap tahun.

“Meskipun banyak terowongan dan jembatan membantu memangkas jarak, biaya bangunan sudah normal beberapa tahun lalu,” katanya.

Wang Ting, petugas proyek dari Pusat Pelayanan Sosial Keuskupan Xi’an, mengatakan pusat itu menghabiskan dana dalam jumlah besar untuk menutupi biaya tol ketika melakukan pelayanan pastoral.

“Semua program pelayanan kami berada di pedesaan dan kami harus sering membayar saat berkunjung ke desa-desa,” kata Wang.

“Mereka telah kehilangan fungsi mereka, tetapi mereka masih mengumpulkan tol.”

Sumber: ucanews.com

 


Viewing all articles
Browse latest Browse all 64

Trending Articles